Kamis, 18 Desember 2014

Maaf, Ibu...

Dari sekian orang yang saya "patahkan mimpi" nya,  ada satu yang saya sesali.

Saya mematahkan mimpinya untuk melihat pernikahanku dan si lelaki di tahun ini.

Saya mematahkan mimpinya untuk mengubah panggilan kepadanya setelah saya dan si lelaki menikah.

Saya mematahkan mimpinya bahwa di hari pernikahan saya dan si lelaki kelak akan diiringi senandung jazz, bukan yang lain.
Iya, seleranya cukup bagus soal musik.

Saya mematahkan mimpi seseorang, dimana surga si lelaki yang juga patah hati ada padanya.

Saya mematahkan hati ibu
Yang ingin dipanggil mama setelah saya dan anaknya menikah.

Semua mimpi yang diucapkannya sangat sederhana tapi ternyata sulit saya wujudkan.

Dari sekian keputusan yang saya buat, satu yang saya sesali. Saya mematahkan hati dan mimpi ibu.

Maaf...

181214

Pulang