Hidup itu bukan sekedar untuk lulus sekolah, kuliah menikah,
lalu punya anak/cucu kan?. Jadi kalo ada yang nanya, “kapan lulus?”, “kapan
nikah?”, “kapan punya anak?” dan ratusan pertanyaan “kapan” lainnya , saya rasa
sempit baangett pikiran orang tersebut.
Hidup bukan hanya sekedar untuk itu. Dan lagi kalian berniat
basa-basi pake pertanyaan model begitu?
Basi........
Ada beberapa orang yang memutuskan untuk memilih ‘path’ yang
mungkin ga sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Tidak menikah misalnya...
Apa mereka salah?
Mereka tidak menikah tapi bisa mandiri, ngehidupin diri
sendiri tanpa nyusahin orang lain. Masih banyak waktu berbuat baik ke orang
lain karena waktunya belum terfokus untuk melayani keluarga.
See?
Apa ruginya belum menikah?
Bisa jadi orang yang ditanya “kapan nikah” sebenarnya
beberapa waktu lalu sudah merencanakan pernikahan tapi karena suatu hal,
gagal......
Atau mengenai pertanyaan “kapan punya anak”
Bisa jadi orang yang dilempari pertanyaan tersebut adalah
orang-orang yang sesungguhnya sudah mendambakan kehadiran anak sejak lama,
sudah usaha kesana-kemari, sudah berdoa jungkir balik tiap malam tiap waktu.
Tapi ya memang belum dipercaya dapat rezeki anak, terus gimana donk?
Atau bisa jadi,
Pasangan tersebut memutuskan untuk menunda anak karena ada
beberapa prioritas yang harus diselesaikan, yang harus dicapai sebelum
‘mencetak’ anak agar saat si anak lahir mereka sudah siap 1000% sebagai
orangtua dan sanggup membentuk anak yang berkualitas.
Mau lulus kuliah kapan, mau nikah kapan, kapan punya anak dan
kapan-kapan lainnya, itu urusan masing-masing.
Sering nasehat-nasehat keluar dari orang yang merasa tua dan
berpengalaman
“kamu cepet nikah ntar keburu tua
lho, keriput, auramu ga bagus, bla..bla..”
“cepet punya anak. Anak tuh pelipur
lara, perekat hubungan”
Halooo...Bapak, Ibu dan siapapun yang merasa tua dan
berpengalaman. Sesungguhnya sebagian besar dari kami sudah paham banget kok
tentang hal itu.
Sayangnya juga, pertanyaan basa-basi dan nasehat sering
terlontar tanpa solusi. Misal :
A : kamu buruan
nikah gih
B : tapi aku
jomblo ni, mau bantu cariin pasangan?
A : yah,
temen-temenku udah punya pasangan semua
B : ................................
KRIK
A : kamu kapan
punya anak?
B : iyaa, sedih
ni. Ada beberapa kendala di sistem reproduksi jadi niatnya mau program bayi tabung aja, ini lagi ngumpulin biaya. Kamu mau bayarin dananya ga?
A : ooh gt
yaa..maaf aku juga ga ada duit, harus bayar cicilan ini itu, mana ipar lagi
ikutan tinggal dirumah jadi sekarang dobel pengeluaran, blabla..
(malah balik curhat)
Setiap orang punya rencana dan pilihan hidup masing-masing
yang tidak perlu diceritakan ke orang lain. Jadi, plis... sepertinya budaya
nanya basa-basi “kapan” harus dikurangi dan pinter-pinterlah cari bahasan lain
:p