Rabu, 17 September 2008

Penerus Einstein yang Terabaikan

beberapa hari ni lagi baca buku laskar pelangi.
awalnya karena penasaran ama buku yang menggebrak, yang katanya datang dengan tema yang
sangat berbeda dari novel biasa.
butuh waktu lebih dari sehari untuk Gie baca novel itu.
gak seperti biasanya. satu novel biasa gie habiskan dalam waktu beberapa jam dan minimal sehari.
Gie relain sendirian di kost saat yang lainnya pulang ke rumah buat weekend, cuma untuk konsentrasi baca novel ini.

di postingan kali ini gie bukannya mau promosiin novel "laskar pelangi, tapi mau ceritain sesuatu untuk sama2
direnungkan.
novel ini bercerita tentang masa kecil si penulis (Andrea hirata) dan ke sepuluh teman sekolahnya. bagaimana mereka berjuang dan bersemangat dalam mencari ilmu.
jadi novel ini ditulis berdasarkan kisah nyata.
tentang sekolah muhammadiyah yang udah reyot dan 10 siswa miskin di suatu kelas tapi punya semangat belajar yang tinggi.
aku tertarik sama tokoh Lintang di cerita itu
dia anak Tanjung Pandan, anak pesisir yang harus menempuh jarak 80KM PULANG-PERGI TIAP HARI untuk bersekolah.
dan jangan membayangkan jalanan yang dilaluinya adalah jalan yang lurus mulus tanpa halangan, karena ternyata sebaliknya.
ia harus menempuh jalanan naik turun, berawa2, melewati sarang buaya. tapi selama 9 tahun dia gak pernah bosan.semua halangan itu dikalahkan oleh semangatnya buat cari ilmu.
dia anak seorang nelayan miskin yang harus menghidupi 14 nyawa tiap harinya.
Lintang, bener2 anak nelayan miskin yang punya otak GENIUS.bukan hanya cerdas, tapi GENIUS!!
mungkin dia bisa jadi penerus Einstein.
bayangkan, hitungan rumit bisa ia selesaikan kurang dari 7 detik hanya dengen memejamkan mata, membanyangkan angka2 di kepalanay.
dia menghitung tanpa memerlukan kertas dan pensil.
tapi sayang..nasib baik gak memihak dia.
4 bulan sebelum EBTANAS SMP, ayahnya meninggal. dan sebagai anak tertua, ia terpaksa bekerja menggantikan ayahnya untuk
menghidupi 13 nyawa keluarganya.dan akhirnya, dengan terpaksa LINTANG PUTUS SEKOLAH!

sampai disitu, aku ngebayangin berapa jumlah anak2 kurang beruntung khususnya di Indonesia ini yang
gak bisa baca tulis, yang ga mengenyam bangku pendidikan dan yang anak2 pintar yang sudah sempat merasaakan bangku sekolah terpaksa harus berhenti sekolah karena alasan ekonomi.
padahal siapa tahu diantara mereka ada Einstein-Einstein junior
yang kalo diasah kemampuannya mungkin biasa menghasilkan terobosan ilmu yang berguna buat umat manusia!
sayang sekali...
sedangkan di sisi lain banyak anak2 dari orang tua yang kaya raya menyia-nyiakan pendidikan.
sebuah pemandangan yang timpang,
bikin aku makin membuka mata dan mengelus dada.
kalopun ada program memberi buku bekas kepada anak2 jalanan, menurutku
program ini kurang efisien.
belum tentu buku tadi mereka gunakan sebagai sumber belajar. tapi siapa tahu kertas2 buku itu malah berakhir sebagai bungkus gorengan, dagangan ibu mereka..

hmm..iri ngelihat negara2 tetangga yang mnegutamakan pendidikan dan kesehatan bagi warganya dimana pendidikan adalah hal yang wajib tapi gratis
bagi warga negaranya. begitu juga kesehatan. biaya kesehatan ditanggung seluruhnya oleh pemerintah.
tapi apa mau dikata.kalo di Indonesia, pendidikan dan kesehatan diutamakan untuk wakil-wakil rakyat yang kebanyakan hanya mau mewakili kebahagiaan rakyat tapi emoh merasakan penderitaan rakyat.

salut deh buat mereka yang mengabdikan diri untuk jadi Guru, yang rela ditempatkan di pdalaman dan kadang tanpa dibayar tapi mereka bekerja sepenuh jiwa demi memajukan anak didiknya.
mungkin mulai saat ini Gie juga pengen berbagi ilmu sama adik2 yang kurang beruntung.
hmm..kayaknya aku punya ide yang perlu dibicarakan sama temen2 komunitasku ato orang2 di tempat kerjaku.
moga membawa hasil yang kuharapkan ^_^

1 komentar:

  1. I like Laskar pelangi... Bisa di bilang penggemar Tetralogi dari laskar pelangi... Ini lagi nunggu novel ke 4 nya... Yah memang banyak hikmah dan pelajaran yang bisa kita dapat dari Tetralogi Laskar pelangi ini.....

    BalasHapus