Rabu, 08 Oktober 2008

Tukang semir sepatu

Lagi di dEpot sate hadori dket Stasiun Hall. Abiz pesen tiket argowilis buat pulang besok (akhirnya masa mudik harus berakhir).
Gie liHat da anak laki2. Kira-kira berumur 11 tahun. Lagi nunggu bapak2 PNS, ada 10 orang disini. Dia berharap salah satu atau lebiH ada yang mau menggunakan jasanya. Dia berdiri sambil ngeliatin muka melasnya. Setelah beberapa menit,akhirnya dia keluar dEngan kepala menunduk. Melas..
Gak ada yang pake jasanya..
Gie hampir nangis lihat dia. Mikir, inikah keadaan salah satu caloN penerus bAngsa. Hidupnya gak layak. Bagaimanakah pendidikannya? Apa dia bersekolah, atau hanya menjadi tukang semir sepatu dalam kesehariannya? Apakah saat dewasa nanti nasibnya bisa lebiH bAik atau bAhkan semakin terPuruk?
Tapi Gie salut!
Subhanallah! MasiH ada yang mau berusaha walau hasilnya mungkin tak mencukupi. Yang penting dia tetap mengerjakan yang halal, daripada dia nyuri atau ngrampok. Semoga kehidupan bAngsa di negeri ini jadi lebiH bAik dEh..
TeruTama di bidang kesehatan dan pendidikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar